Friday, September 25, 2009 at 9:38am
Subuh merangkak, merengsek di kekeraman hati
sementara sang fadjar pelan-pelan malu hati menggaris warna kuning kelabu pura-pura
yang sebentar lagi akan berubah menjadi panas melepuh
Ada yang sekejap lalu menggores tapak kakinya disini
Lalu kini ada yang beranjak pergi menyisakan luluh lantak dan bulir-bulir air mata lirih
Dari biji-biji mata pencinta dan pengasih
Laut tenang, dalam, tinggi hanya terombang-ambing bisu melakoni
Alam yang dipaksa selalu jadi saksi tak bersuara
Bagian hidup itu kadang dimulai dari tempat ini
Pelabuhan ini....
Kamis, 22 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar